Wednesday, May 15, 2013

Chlorpheniramine maleate

Chlorpheniramine maleate termasuk dalam kategori agen antialergi, yaitu histamin (H1-receptor antagonist). Chlorpheniramine maleate memiliki nama kimia 2-Pyridinepropanamine, b-(4-chlorophenyl)-N,N-dimethyl.
Obat ini biasa digunakan untuk meredakan bersin, gatal, mata berair, hidung atau tenggorokan gatal, dan pilek yang disebabkan oleh hay fever (rinitis alergi), atau alergi pernapasan lainnya.

Penelitian pada hewan pada obat ini tidak menunjukkan risiko pada janin tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil. Penelitian pada hewan telah menunjukkan efek samping (selain penurunan fertilitas) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita dalam 1 trimester, serta tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya.
Obat golongan ini memiliki efek penenang yang relatif lemah dibandingkan dengan antihistamin generasi pertama. Chlorphenamine sering dikombinasikan dengan fenilpropanolamin untuk membentuk suatu obat alergi dengan antihistamin dan dekongestan. Antihistamin sangat membantu dalam kasus di mana alergi merupakan penyebab batuk atau pilek.

Indikasi

Kondisi alergi Bersin, gatal, mata berair, hidung atau tenggorokan gatal, dan pilek yang disebabkan oleh hay fever (rinitis alergi), atau alergi pernapasan lainnya.
Syok anafilaktik

Kontraindikasi :
Pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap obat antihistamin

Voltadex

Voltadex
Risiko Kardiovaskuler
AINS dapat menyebabkan peningkatan risiko kardiovaskuler serius, infark miokard, dan stroke, yang dapat berakibat fatal. Risiko ini meningkat dengan lamanya penggunaan. Pasien dengan penyakit kardiovaskuler atau yang memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskuler (lihat Peringatan)
Diclofenac sodium dikontraindikasikan untuk pengobatan nyeri pascaopratif pada bedah pintas koroner (lihatPeringatan)
AINS menyebabkan peningkatan risiko efek samping serius pada saluran cerna, termasuk perdarahan, ulserasi dan perforasi lambung atau usus, yang dapat berakibat fatal. Efek samping ini dapat terjadi kapanpun selama penggunaan, tanpa adanya gejala peningkatan. Pasien lansia berisiko lebih besar untuk efek samping serius pada saluran cerna (lihatperingatan)

Komposisi
VOLTADEX 25 mg
Tiap tablet salut enterik mengandung:
Diclofenac Sodium  25 mg

VOLTADEX 50 mg
Tiap tablet salut enterik mengandung:
Diclofenac Sodium  50 mg

Farmakologi
Diclofenac sodium adalah turunan asam fenil asetat yang memiliki khasiat antirematik, anti-inflamasi, antipiretik dan analgetik.

Indikasi
Nyeri yang disebabkan oleh inflamasi non-rematik.
Artritis rematik, osteoartritis, spondilitis ankilosa, spondiloartritis.

Kontraindikasi
Ulkus peptikum
Reaksi hipersensitif terhadap diclofenac.
Tidak diberikan pada pasien mengalami serangan asma, urtikaria atau rhinitis bila menggunakan aspirin atau antiinflamasi lainnya.

Dosis
25 – 50 mg, 3 kali sehari.
Untuk pengobatan jangka panjang cukup 75 – 100 mg sehari.
Dosis sehari jangan melebihi 150 mg.
Anak – anak umur 6 tahun atau lebih : 1 – 3 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi.
Tablet harus ditelan utuh pada waktu atau sesudah makan.

Efek Samping
Pada umumnya diclofenac sodium ditoleransi dengna baik dalam tubuh.
Efek samping yang paling sering terjadi adalah gangguan saluran cerna, selain itu dapat pula pula timbul rasa sakit kepala, mual, muntah, kembung, sukar tidur, ruam kulit, dan pruritus dengan insiden yang lebih jarang terjadi.

Peringatan dan Perhatian
Efek Kardiovaskuler
Kejadian trombolitik kardiovaskuler.
Uji klinis dengan berbagai COX-2 selektif dari AINS nonselektif sampai dengan tiga tahun menunjukkan peningkatan resiko trombolitik kardiovaskuler (KV) serius, infark miokard, dan stroke yang dapat berakibat fatal. Semua AINS, baik COX-2 selektif maupun non selektif, dapat menyebabkan risiko yang sama.
Risiko meningkat pada pasien dengan penyakit KV atau memiliki faktor risiko penyakit KV. Untuk mengurangi risiko efek samping tersebut, AINS harus diberikan dengan dosis efektif terendah dan lama pengobatan sesingkat mungkin. Dokter dan pasien harus waspada terhadap terjadinya efek samping tersebut, walaupun tidak ada gejala KV sebelumnya. Pasien harus diberi informasi mengenai tanda dan/atau gejala KV serius dan langkah yang harus dilakukan jika tanda dan/atau gejala tersebut muncul.

Tidak ada bukti bahwa penggunaan bersama asetosal dapat mengurangi peningkatan risiko efek samping trobotik KV serius oleh AINS. Penggunaan AINS bersama dengna asetosal justru meningkatkan risiko efek samping serius pada saluran cerna (lihat Peringatan saluran cerna).
Hipertensi
AINS dapat menyebabkan munculnya hipertensi baru atau memperberat hipertensi yang sudah ada yang dapat berakibat pada peningkatan efek samping KV. AINS dapat menurunkan efek antihipertensi tiazid atau diuretik kuat. AINS, termasuk diclofenac sodium harus digunakan dengan hati – hati pada pasien hipertensi. Tekanan darah harus dimonitor sejak awal dan selama terapi dengan AINS.
Gagal jantung kongestif dan edema
Retensi cairan dan edema telah terlihat pada beberapa pasien yang menggunakan AINS. Diclofenac sodium harus digunakan dengna hati – hati pada pasien dengan retensi cairan atau gagal jantung
Saluran Cerna-Risiko Ulserasi, Perdarahan, dan Perforasi
AINS, termasuk diclofenac sodium, dapat menyebabkan efek samping saluran cerna serius termasuk inflamasi, perdarahan, ulserasi, dan perforasi lambung, usus kecil atau usus besar yang dapat berakibat fatal. Efek samping serius ini dapat terjadi kapanpun, dengan atau tanpa gejala peringatan. Hanya satu dari 5 pasien yang mengalami efek samping serius pada saluran cerna atas menunjukkan gejala. Ulkus pada saluran cerna atas, perdarahan, atau perforasi yang disebabkan AINS terjadi pada sekitar 1% pasien yang diobati selama 3 – 6 bulan, dan pada kira – kira 2 – 4% pasien yang diobati selama 1 tahun. Penggunaan yang lebih lama cenderung meningkatkan kemungkinan terjadinya efek samping saluran cerna serius. Namun, terapi jangka pendek bukan berarti tanpa resiko.

AINS harus diresepkan dengan sangat berhati – hati pada pasien yang memiliki riwayat penyakit tukak atau perdarahan saluran cerna. Pasien dengan riwayat tukak peptik dan atau perdarahan saluran cerna yang menggunakan AINS memiliki risiko terjadinya perdarahan saluran cerna 10 kali lipat dibandingkan dengan pasien tanpa faktor risiko tersebut. Faktor lain yang meningkatkan risiko perdarahan saluran cerna adalah bersama kortikosteroid atau antikoagulan oral, penggunaan AINS yang lama, merokok, penggunaan alkohol, usia lanjut dan status kesehatan yang buruk. Sebagian besar laporan spontan efek samping saluran cerna fatal terjadi pada pasien lanjut usia atau pasien yang sangat lemah. Oleh karena itu, perhatian khusus harus diberikan dalam mengobati populasi ini.
Untuk mengurangi resiko efek samping saluran cerna pada pasien yang diobati dengan AINS, dosis efektif terendah garus diberikan dengan lama pengobatan sesingkat mungkin. Dokter dan pasien harus waspada terhadap tanda dan gejala ulserasi dan perdarahan saluran cerna selama terapi dengan AINS. Jika dicurigai adanya efek samping saluran cerna yang serius, segera dilakukan evaluasi serta pengobatan tambahan. Untuk pasien berisiko tinggi, terapi alternatif yang tidak melibatkan AINS dapat dipertimbangkan.
Karena kegagalan ginjal akut mungkin dapat terjadi pada penderita yang sudah mempunyai gangguan fungsi ginjal, maka pada penderita seperti ini pemberian diclofenac sodium harus dengan hati – hati dan fungsi ginjal harus dimonitor.
Hati – hati bila digunakan pada wanita hamil atau menyusui kecuali bila sangat diperlukan.

Wednesday, May 1, 2013

Glyceril Guaiacolat

Glyceril Guaiacolat

Komposisi:
Tiap tablet mengandung Glyceryl Guaiacolate 100 mg

Cara Kerja Obat:
GG memiliki aktivitas sebagai ekspektoran dengan meningkatkan volume dan mengurangi kekentalan sputum yang terdapat di trakhea dan bronki. Dapat meningkatkan reflek batuk dan memudahkan untuk membuang sputum. Akan tetapi bukti objektif masih sedikit.

Indikasi:
- Meringankan batuk produktif (sebagai ekspektoran).
- Produksi sputum yang tidak normal.

Kontraindikasi:
Hipersensitivitas terhadap produk guaifenesin

Dosis:
- Dosis Dewasa:
Dosis secara oral 200 sampai 400 mg setiap 4 jam; dosis maksimum 2400 mg/hari

- Dosis Anak:
· 12 tahun keatas : dosis secara oral 200 sampai 400 mg setiap 4 jam; dosis maksimum 2400 mg/hari.
· 6-12 tahun : dosis secara oral 100 sampai 200 mg setiap 4 jam; dosis maksimum 1200 mg/hari.
· 2-6 tahun : dosis secara oral 50 sampai 100 mg setiap 4 jam; dosis maksimum 600 mg/hari
· 2 tahun kebawah perlu penyesuaian dosis secara individual, pada umumnya digunakan dosis 25 sampai 50 mg secara oral setiap 4 jam; dosis maksimum 300 mg/hari.

Efek Samping:
Efek samping yang sering muncul adalah mual dan muntah

Peringatan dan Perhatian:
Kehamilan & menyusui, anak < 2 tahun.